*Cerpen* edisi Oktober 2025

BULETIN OKTOBER 2025

Kenny Dwi Buana

10/31/2025

Mentari pagi menyelinap masuk melalui jendela kamar Rara, membangunkannya dari mimpi tentang buku-buku yang berterbangan. Di kalender, tanggal 31 Oktober berbingkai merah, menandakan puncak acara Bulan Bahasa di SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Rara, sang ketua OSIS, merasa jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.

"Rara, sudah bangun? Sarapan dulu, Nak," suara lembut Ibu dari balik pintu.

"Iya, Bu, sebentar lagi," jawab Rara sambil bangkit dan merapikan tempat tidur.

Namun, di balik semangatnya, Rara menyimpan kekhawatiran. Beberapa hari terakhir, ia mendengar bisik-bisik tentang rencana pembatalan acara puncak Bulan Bahasa. Alasannya, dana yang dialokasikan untuk acara tersebut mendadak dialihkan untuk keperluan lain.

Di sekolah, Rara menemui sahabatnya, Dika, yang juga anggota OSIS. "Dika, apa benar acara kita mau dibatalkan?" tanya Rara dengan nada cemas.

Dika mengangguk lesu. "Katanya sih begitu. Pak Kepala Sekolah bilang ada keperluan mendesak yang lebih penting."

Rara terdiam. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Bulan Bahasa adalah acara yang sangat penting untuk meningkatkan minat baca siswa. Ia sudah mempersiapkan acara ini sejak jauh-jauh hari.

"Kita tidak boleh menyerah begitu saja, Dika. Kita harus bicara dengan Pak Kepala Sekolah," kata Rara dengan tekad membara.

Mereka berdua memberanikan diri menghadap Kepala Sekolah. Dengan sopan, Rara menyampaikan aspirasinya. "Pak, kami mohon, jangan batalkan acara Bulan Bahasa. Acara ini sangat penting untuk meningkatkan minat baca siswa. Kami sudah mempersiapkannya dengan susah payah."

Kepala Sekolah menghela napas. "Rara, Dika, Bapak mengerti. Tapi, dana yang ada memang harus diprioritaskan untuk keperluan lain. Bapak janji, tahun depan akan Bapak anggarkan lebih banyak."

Rara tidak putus asa. Ia mencoba mencari solusi lain. Ia menghubungi beberapa alumni sekolah dan meminta bantuan dana. Ia juga mengajak teman-temannya untuk menggalang dana dengan menjual makanan ringan di sekolah.

Berkat kegigihan Rara dan teman-temannya, mereka berhasil mengumpulkan dana tambahan. Meskipun tidak sebanyak dana yang dialokasikan sebelumnya, dana tersebut cukup untuk melaksanakan acara puncak Bulan Bahasa dengan sederhana.

Acara puncak Bulan Bahasa pun tetap dilaksanakan. Meskipun sederhana, acara tersebut berlangsung meriah. Ada lomba membaca puisi, lomba menulis cerpen, dan pentas seni yang menampilkan berbagai pertunjukan menarik.

Di akhir acara, Rara naik ke atas panggung. Dengan suara lantang, ia menyampaikan pidatonya. "Teman-teman, meskipun dengan segala keterbatasan, kita berhasil melaksanakan acara Bulan Bahasa ini. Ini membuktikan bahwa semangat kita untuk memajukan literasi tidak akan pernah padam. Mari kita terus membaca dan menulis, karena dengan membaca dan menulis, kita bisa mengubah dunia."

Pidato Rara disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin. Mereka semua terinspirasi oleh semangat dan kegigihan Rara.

Setelah acara selesai, Kepala Sekolah menghampiri Rara. "Rara, Bapak bangga denganmu. Kamu telah menunjukkan semangat yang luar biasa. Bapak janji, tahun depan Bapak akan mendukung penuh acara Bulan Bahasa," kata Kepala Sekolah sambil tersenyum.

Rara tersenyum lega. Ia tahu, perjuangannya tidak sia-sia. Semangat sastra telah membangkitkan asa literasi di SMP Negeri 5 Bandar Lampung.

SEMANGAT SASTRA, ASA LITERASI

Kenny Dwi Buana

10/31/2025