*Cerpen* edisi Februari 2025

BULETIN FEBRUARI 2025

Kenny Dwi Buana

2/26/2025

Aku adalah seorang perempuan remaja. Aku memliki sahabat sejati yaitu ibuku sendiri. Hanya seorang ibulah yang akan tetap bersamaku dalam setiap kesusahan, kesedihan, kebahagiaan dan saat tergelap dihidupku. Ibu akan selalu mendampingi dan selalu memberikanku semangat dan motivasi. Hatinya lembut seperti kapas.

Suatu ketika ibuku sedang duduk dikursi dan aku lantas menghampirinya.

"Nak cepat makan ibu sudah siapkan makanan di dapur.” Kata ibuku

"Ibu kenapa? Ibu tidak ikut makan bersamaku?” tanyaku.

“Ibu sudah kenyang nak, tadi ibu sudah makan.”

“Padahal beberapa menit yang lalu aku melihat ibuku yang dengan sembunyi-sembunyi meminum banyak air.” dalam hati aku berkata sembari air mataku menetes.

Suatu hari ketika aku mau berangkat sekolah dan akan berpamitan kepada ibu, aku melihat dikamar ibu sedang terbaring lemas dikasur dan badannya panas.

“Ibu sakit bu? Badan ibu panas” aku bertanya dengan cemas.

“Ibu baik-baik saja nak, tidak perlu cemas. Ini uang jajanmu di sekolah ya. Belajar dengan baik ya nak di sekolah”. Jawab ibu.

Diperjalanan aku selalu memikirkan bagaimana keadaan ibuku dirumah sekarang. Aku teringat kalau aku memliki sedikit tabungan yang aku simpan dari uang jajan yang setiap hari diberikan ibuku. Aku akan menggunakan uang tersebut untuk membawa ibuku berobat ke dokter.

Ketika tiba dirumah aku melihat ibu masih terbaring lemas di kamar. Lantas aku langsung membuka tabungan dan menghitung jumlah uang yang ada didalamnya. Kukira ini akan cukup untuk membawa ibu berobat.

“Ibu ayo kita pergi berobat, badan ibu masih sangat panas.” Kataku kepada ibu

“Tidak perlu nak. Ibu baik-baik saja. Lagian uang darimana nak. Sudah ibu tidak apa-apa ya.” Kata ibu

“Bu, ibu tidak perlu kawatir. Ini tabunganku bu. Aku mau ibu cepat sehat.” Kataku dengan suara terisak.

Melihatku sedih akhirnya ibu mau kubawa berobat kedokter dan ibu berjanji akan mengembalikan uang tabunganku ketika dia sudah punya uang. Padahal aku tidak meminta ibu mengembalikan uang tersebut. Aku hanya ingin ibu cepat sehat.

Setelah ibu diperiksa oleh dokter, ibu di suruh pulang untuk dirawat dirumah dengan catatan ibu harus istirahat dan minum obat dengan teratur. Aku sangat sedih melihat kondisi ibuku sekarang, ibu yang merawatku dari kecil hingga sekarang dan ibulah yang menemaniku setiap saat. Aku berjanji akan selalu menyayangi dan menghiormati ibu. Pelukan hangat ibu mengajarkanku apa artinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dan sekarang giliran aku yang merawat ibuku.

KASIH IBU TANPA BATAS

Kenny Dwi Buana

2/26/2025