*Artikel* edisi Oktober 2025

BULETIN OKTOBER 2025

Annisa Areja

10/31/2025

Bulan Bahasa: Sastra Tumbuh, Literasi Maju

Annisa Areja

10/31/2025

Setiap bulan Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Bulan Bahasa dan Sastra, sebuah momentum penting untuk merayakan kekayaan bahasa Indonesia dan memperkuat semangat literasi di kalangan generasi muda. Tema tahun ini, “Sastra Tumbuh, Literasi Maju”, menjadi seruan bersama agar kita tidak hanya mencintai bahasa Indonesia, tetapi juga menjadikannya alat untuk menumbuhkan budaya baca, tulis, dan berpikir kritis di era global.

Makna Bulan Bahasa

Bulan Bahasa lahir dari semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, ketika para pemuda berikrar menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dari sanalah bahasa Indonesia tumbuh menjadi perekat bangsa yang majemuk. Kini, peringatan Bulan Bahasa tidak hanya sebatas mengenang sejarah, tetapi juga menjadi wadah untuk menguatkan identitas dan memperkaya budaya literasi di tengah derasnya arus informasi digital.

Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga cermin pikiran, perasaan, dan peradaban bangsa. Melalui bahasa, kita membangun makna, mengabadikan pengetahuan, serta melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sastra sebagai Jiwa Bahasa

Sastra adalah nyawa dari bahasa. Ia bukan hanya rangkaian kata yang indah, tetapi juga medium untuk menyampaikan gagasan, kritik sosial, dan nilai kemanusiaan. Karya sastra — baik puisi, cerpen, novel, drama, maupun esai — menjadi cermin kehidupan manusia yang penuh warna. Melalui sastra, kita belajar memahami diri sendiri dan orang lain, serta menumbuhkan empati dan kepekaan sosial.

Saat ini, sastra Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Banyak penulis muda yang lahir dengan gaya penulisan segar dan tema-tema yang relevan dengan kehidupan modern. Platform digital seperti Wattpad, media sosial, dan blog turut membuka ruang baru bagi tumbuhnya kreativitas sastra. Sastra tidak lagi terbatas di rak buku, tetapi hadir di genggaman tangan para pembaca muda.

Menumbuhkan Budaya Literasi

Namun, pertumbuhan sastra tidak akan bermakna tanpa kemajuan literasi. Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan kemampuan memahami, menganalisis, dan memanfaatkan informasi untuk kehidupan. Di era digital ini, literasi juga mencakup literasi media, literasi digital, dan literasi budaya.

Sayangnya, minat baca masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari kurangnya akses terhadap bahan bacaan, rendahnya kebiasaan membaca di rumah, hingga dominasi hiburan instan di media sosial. Di sinilah pentingnya peran sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk bersama-sama menumbuhkan ekosistem literasi yang sehat.

Kegiatan seperti gerakan membaca 15 menit sebelum belajar, lomba menulis, bedah buku, pojok baca sekolah, hingga festival sastra dapat menjadi langkah konkret dalam menumbuhkan minat baca dan menulis di kalangan pelajar. Semakin banyak generasi muda yang gemar membaca dan berkarya, semakin kokoh pula pondasi budaya literasi bangsa.

Sastra dan Literasi di Era Digital

Kemajuan teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan bahasa dan sastra. Buku digital, podcast sastra, dan kanal YouTube literasi kini menjadi media alternatif yang menarik bagi generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi bukan ancaman, melainkan peluang baru untuk memperluas jangkauan sastra dan memperkuat literasi.

Yang terpenting adalah bagaimana kita bijak menggunakan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat. Literasi digital harus menjadi bagian dari gerakan literasi nasional, agar generasi muda mampu memilah informasi yang benar, menghargai karya orang lain, serta menggunakan bahasa dengan santun dan bertanggung jawab di ruang digital.

Penutup: Menyemai Masa Depan Bahasa dan Sastra

Tema “Sastra Tumbuh, Literasi Maju” mengingatkan kita bahwa sastra dan literasi ibarat dua sisi mata uang yang saling menguatkan. Ketika sastra tumbuh subur, maka literasi bangsa akan semakin maju. Begitu pula sebaliknya, ketika masyarakat memiliki budaya literasi yang kuat, maka karya sastra akan terus lahir dan berkembang.

Melalui peringatan Bulan Bahasa, marilah kita jadikan bahasa Indonesia sebagai kebanggaan bersama, bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga simbol kemajuan bangsa. Mari menulis, membaca, dan berkarya dengan cinta pada bahasa dan sastra Indonesia. Karena dari bahasa, kita mengenal jati diri; dan dari sastra, kita menumbuhkan kemanusiaan.