*Artikel* edisi April 2025
BULETIN APRIL 2025
Viola Nadira Hayfa
4/30/2025
RA Kartini: Pelopor Emansipasi dan Pendidikan Wanita Indonesia
Viola Nadira Hayfa
4/30/2025
Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal sebagai RA Kartini, merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah Indonesia yang warisan pemikirannya masih relevan hingga hari ini. Lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, Kartini tumbuh dalam lingkungan keluarga bangsawan Jawa yang memegang erat tradisi dan adat istiadat. Meskipun berasal dari kalangan elite, Kartini memiliki pandangan yang jauh melampaui zamannya. Ia tidak hanya dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan, tetapi juga sebagai pejuang pendidikan yang gigih memperjuangkan hak perempuan untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan.
Sebagai putri seorang bupati, Kartini berkesempatan mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, sebuah kesempatan langka bagi perempuan pribumi saat itu. Namun, seperti banyak perempuan pada masa itu, ia harus menjalani tradisi pingitan setelah usia 12 tahun, yang menghentikan pendidikan formalnya. Kendati demikian, Kartini tidak menyerah pada keterbatasan. Dengan semangat belajar yang tinggi, ia memanfaatkan masa pingitannya untuk membaca buku, majalah, dan surat kabar berbahasa Belanda. Dari bacaan itulah pemikiran Kartini semakin terbuka tentang pentingnya pendidikan, kebebasan berpikir, serta kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan.
Melalui surat-surat yang ia tulis kepada sahabat penanya di Eropa, terutama Rosa Abendanon, Kartini menuangkan kegelisahan dan keprihatinannya terhadap nasib perempuan pribumi. Surat-surat ini kemudian dibukukan dengan judul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang), yang menjadi cerminan pemikirannya yang progresif. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari belenggu ketertinggalan, ketergantungan, dan ketidakadilan sosial. Ia menyadari bahwa perempuan yang berpendidikan akan menjadi ibu yang cerdas dan mampu mendidik generasi yang berkualitas.
Setelah menikah dengan Bupati Rembang, Kartini mendapatkan dukungan dari suaminya untuk mewujudkan cita-citanya dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1903, ia berhasil mendirikan Sekolah Kartini di Rembang, yang terbuka bagi anak-anak perempuan dari berbagai latar belakang. Sekolah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan perempuan Indonesia, sekaligus mematahkan anggapan bahwa perempuan tidak layak untuk belajar dan berkembang.
Meski Kartini wafat dalam usia muda, 25 tahun, perjuangan dan gagasannya tidak berhenti. Berkat dorongan dari keluarga, sahabat, dan para tokoh pergerakan, sekolah-sekolah Kartini bermunculan di berbagai kota besar, seperti Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Gagasan Kartini turut menginspirasi gerakan perempuan Indonesia untuk terus memperjuangkan hak-haknya, baik dalam bidang pendidikan maupun kehidupan sosial.
Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahiran Kartini, 21 April, sebagai Hari Kartini, untuk mengenang jasa dan perjuangannya. Hari Kartini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi momentum untuk merefleksikan kembali pentingnya kesetaraan, pendidikan, dan peran perempuan dalam membangun bangsa.
Di era modern seperti sekarang, semangat Kartini tetap relevan, termasuk di lingkungan sekolah. Kartini mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah hak setiap insan, tanpa memandang gender. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita terus melanjutkan perjuangan Kartini dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan dan laki-laki untuk meraih pendidikan yang layak, berkontribusi dalam masyarakat, dan membangun masa depan yang lebih cerah.
SMP Negeri 19 Bengkulu, sebagai institusi pendidikan, turut mengambil peran dalam meneruskan semangat Kartini. Melalui program pembelajaran yang inklusif, kegiatan ekstrakurikuler, serta penguatan karakter peserta didik, sekolah terus berupaya menanamkan nilai-nilai kesetaraan, kemandirian, dan kepedulian sosial. Semangat RA Kartini adalah inspirasi abadi, yang mendorong kita semua untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju.
Selamat Hari Kartini. Habis gelap terbitlah terang.